Asuhan keperawatan Ketuban pecah dini pd px T RSUD dr. Soeroto
LANDASAN
TEORI
I. PENGERTIAN
A. PERSALIANAN
Persalinan
adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dan serviks, kelahiran bayi dan
kelahiran plasenta dan proses tersebut merupakan proses alamiah.
(Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan)
Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi yang
telah cukup bulan dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan / atau tanpa bantuan (Sarwono, 2008).
B. SEBAB-SEBAB
MULAINYA PERSALINAN
1. Eksterogen
a. Meningkatnya
sensitivitas otot rahim.
b.
Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar
seperti rangsangan oksitosin, rangsangan
prostagladin, serta
rangsangan mekanis.
2.
Progesteron
a. Menurunnya sensitivas otot
rahim.
b. Menyulitkan
penerimaan dari luar rangsangan oksitoksin, rangsangan prostagladin, serta rangsangan
mekanis.
c. Menyebabkan
otot rahim dan otot polos relaksaksi.
Esterogen dan progesteron harus berada dalam kondisi keseimbangan
sehingga kehamilan
dapat dipertahankan.
Perubahan
keseimbangan kedua hormon tersebut menimbulkan kontraksi braxton hick. Kontraksi braxton
hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan oleh karena itu
semakin tua kehamilan frekuensi kontraksi semakin sering.
(Rohani,
dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa
Persalinan)
C. JENIS-JENIS
PERSALINAN
a. Persalinan
spontan : proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala denan tenaga ibu
sendiri tanpa bantuan alat-alat dan tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung
kurang dari 24 jam.
b. Persalinan
buatan : proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar misalnya :
1) Ekstraksi dengan forceps
atau melalui dinding perut dengan operasi caesar.
2) Ekstraksi vakum.
c. Persalinan
anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan timbul dari luar
dengan rangsangan misalnya : pemberian
prostaglandin dan oksitosin.
(Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan)
D. TAHAP-TAHAP
PERSALINAN
a. Kala
1 (kala pembukaan)
Persalinan dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm).
Persalinan
kala 1 dibagi menjadi 2 fase
·
Fase laten : dimana pembukaan
serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan secara
bertahap dari 1 cm sampai pembukaan 3 cm
berlangsung selama 7-8 jam.
·
Fase aktif :
pembukaan serviks 4 – 10 cm, berlangsung selama 6 jam dan dibagi 3 sub
fase:
ü Periode
akselerasi : berlangsung selama 2 jam
pembukaan menjadi 4 cm.
ü Periode
dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
ü Periode
deselerasi : berlangsung lambat
dalam 2 jam pembukan menjadi 10 cm dan lengkap.
b. kala
2 (kala pengeluaran janin)
kala 2 persalinan dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala
2 pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
c. kala 3 (kala pengeluaran
plasenta)
kala 3 persalinan dimulai setelah lahirnya
bayi dan brakhir dengan lahirnya plasenta 5-30 menit setelah bayi lahir.
d. kala
4 (kala pengawasan)
kala 4 dimulai setelah lahirnya
plasenta dan berakhir dua jam setelah proses tersebut.
(Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan)
E. TEORI
PENYEBAB PERSALINAN
1. Teori
keregangan
a. Otot
rahim mempunyai kemampuan
merenggang dalam batas
tertentu.
b. Setelah
melewati batas tersebut maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai.
2. Teori
penurunan progesteron
a. Proses
penuan plasenta
terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu dimana terjadi penimbunan jaringan ikut
sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
b. Produksi
progesterron mengalami penurunan sehingga otot rahim mengalami sensitif
terhadap oksitosin.
c. Akibatnya
otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron
tertentu.
3. Teori
oksitosin internal
a. Oksitosin
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior.
b. Perubahan
keseimbangan esterogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim
sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks.
c. Menurunya
konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan menyababkan oksitosin meningkat
aktivitas sehingga persalinan dimulai.
4. Teori
prostagladin
a.
Konsentrasi
prostagladin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh
desidua.
b.
Pemberian prostagladin
saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat
dikeluarkan.
c.
Prostagladin dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan.
(Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan)
F. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
1. Power
(tenaga /kekuatan)
Kekuatan yang mendorong rahimdalam
persalinan adalah his, kontraksi
otot-otot perut, kontraksi
diafragma, dan
aksi dari ligamen. kekuatan
primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai
kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu.
a. His
(kontraksi uterus)
His adalah
kontraksi otot-otot rahim pada bulan terakir dari kehamilan dan sebelum
persalinan dimulai, sudah
ada kontraksi rahim yang disebut his.
b. Tenaga
meneran (kekuatan sekunder)
Setelah pembukan lengkap dan setelah ketuban
pecah tenaga mendorong janin keluar selain his terutama disebabkan oleh
kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peningkatan tekanan intra
abdominal.
Tenaga ini
serupa dengan tenaga meneran saat buang air besar tetapi lebih kuat lagi
rupanya waktu kepala sampai pada dasar panggual timbul suatu reflek yang
mengakibatkan pasien menekan
diafragmanya kebawah. tenaga meneran itu hanya dapat berhasil kalau pembukaan
sudah lengkap dan paling efektif dari suatu kontraksi rahim.
2. Passage
(jalan lahir)
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin
harus menyesuaikan dirinya terhadap janin lahir yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran
dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum
persalinan dimulai.
Jalan
lahir dibagi atas
a)
Bagian keras :
tulang-tulang panggul.
b)
Bagian lunak : uterus
otot dasar panggul perineum.
3. Passenger
(janin dan plasenta)
Cara menumpang (passenger) atau janin bergerak
disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor yaitu ukuran
kepala janin, presentasi, letak sikap, dan posisi janin. Plasenta juga harus
melalui jalan lahir sehingga dapat juga dianggap sebagai penumpang yang
menyertai janin. Namun plasenta jarang dianggap menghambat proses persalinan
pada kelahiran normal, janin
juga dapat mempengaruhi jalanya
kelahiran karena ukuran dan presentasinya.
4. Psikis
(psikologis)
Banyak
wanita normal bisa merasakan
kegairahan dan kegembiraan saat mereka
kesakitan di awal menjelang ke lahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa
kelegaan hati seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas
“kewanitaan sejati” yaitu
munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi anak khusunya rasa lega
itu berlangsung bila kehamilanya mengalami perpanjangan waktu mereka
seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu keadaan yang belum pasti sekarang
menjadi hal nyata.
Faktor
psikologis meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Melibatkan
psikologis ibu, emosi, dan persiapan
intelektual.
b. Pengalaman
melahirkan sebelumnya.
c. Dukungan
dari orang terdekat pada
kehidupan itu.
5. Penolong
Peran dari persalinan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin
dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan.
(Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Persalina)
G. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN
1.
Lightening / settin / dropping yaitu kepala turun memasuki
PAP terutama pada primigravida, pada multi tidak begitu kelihatan.
2.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun.
3.
Perasaan sering-sering atau susah buang air
kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah
janin.
4.
Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus.
5.
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar sekresinya
bertambahnya biasanya bercampur darah (blood show). Dengan
mendekatnya persalinan, maka serviks menjadi matang dan lembut, serta terjadi
obliterasi serviks dan kemungkinan sedikit dilatasi.
(Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan)
A. PERSALINAN
KALA 1
Persalinan kala 1 adalah suatu masa dimana
dimulai sejak his pembukaan sampai pembukaan lengkap.
(Verney Midwifery, 2004)
B. PERUBAHAN
FISIOLOGIS PADA IBU
PERSALINAN KALA 1
1. Sistem
Reproduksi
a.
Segmen atas rahim (SAR)
segmen bawah rahim (SBR)
SAR
terbentuk oleh korpus uteri, SBR terbentuk dari
isthus uteri. SAR memegang peran yang aktif karena kontraksi berkonstraksi dan
dindingnya bertambah tebal seiring majunya persaalinan atau sebaliknya memegang peran
pasif, maka akan makin tipis dengan majunya
persalinan karena direnggang. Jadi SAR berkonstraksi dan akan menjadi tebal
serta mendorong janin keluar sedangkan SBR dan serviks mengadakan rileksasi dan
dilatasi menjadi saluran yang tipis dan terenggang yang akan dilalui oleh bayi.
b.
Perubahan bentuk rahim
(uterus)
Kontraksi uterus bertanggung jawab
terhadap pelapisan dan pembukaan serviks serta pengeluaran bayi dalam
persalinan.
2.
Perubahan pada
serviks
Kala
1 persalinan dimulai dari munculnya kontraksi persalinan yang ditandai dengan
perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan pembukaan serviks
lengkap.
·
Pendataran
Pendataran adalah memendekan dari kanalis servikalis yang
semula berupa saluran yang panjangnya beberapa milimeter sampai 3 cm menjadi
satu lubang dengan pinggir yang tipis. pemendekan saluran serviks terjadi dari
2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas.
Proses ini terjadi
dari atas ke bawah sebagai hasil dari aktivitas miometrium.
·
Pembukaan
Pembukaan
terjadi sebagai akibat dari kontraksi uterus serta tekanan yang berlawanan dari
kantong membran dan bagian bawah janin. kepala janin saat fleksi akan membantu
pembukaan yang efisien. Serviks dikatakan membuka penuh bila diameternya 10 cm
karena bagian terbawah
ukuran bayi aterm biasanya dapat melewati serviks yang membuka lebar.
Persalinan kala 1 dibagi menjadi 2 fase
1.
Fase laten
Dimana pembukaan
servis berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebakan
penipisan dan pembukaan secar bertahap smpai pembukaan 3 cm berlangsung 7-8
jam.
2.
Faser aktif
Pembukaan
serviks 4 -10
cm berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalaam 3 sub fase :
·
Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi
4cm.
·
Periode dilatasi
maksimal : berlangsung selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
·
Periode deselerasi : berlangsung lambat
dalam 2 jam pembukan menjadi 10 cm dan lengkap.
c.
Perubahan pada vagina
dan dasar panggul
Dalam kala 1 ketuban ikut meregangkan
bagian atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan sehingga dapat
dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar
panggul ditimbulkan oleh bagian dasar janin. Oleh bagian depan yang maju itu
dasar panggul diregangkan menjadi
saluran dengan dinding –dinding yang tipis.
C. PERUBAHAN
PSIKOSOSIAL PADA KALA 1
Asuhan yang bersifat
mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Ibu
yang bersalin biasanya mengalami perubahan emosional yang tidak stabil.
Pada kala 1 tidak jarang ibu akan
mengalami perubahan psikologi :
1.
Rasa takut
2.
Stress
3.
Ketidaknyamanan
4.
Cemas
5.
Marah-marah
(Rohani,
dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa
Persalinan)
A. KETUBAN
PECAH DINI
Ketuban
pecah ini adalah keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina sebelum proses
persalinan.
( Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis )
B.
ETIOLOGI
1.
ketuban yang abnormal
2.
infeksi vagina /
serviks
3.
kehamilan ganda
4.
polihidramnion
5.
trauma
6.
distensi uteri
7.
serviks yang pendek
8.
prosedur medis
( Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis )
C. TANDA
DAN GEJALA
-
kencang-kencang (nyeri
ringan dibagian bawah)
-
keluarnya cairan
ketuban dari vagina
-
dapat disertai demam
bila sudah ada infeksi
-
tampak air ketuban
mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering
-
Berbau anyir
-
Warna cairan
putih agak keruh seperti santan encer.
(
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan
Patologis )
D. PATOFISIOLOGI
Ketuban pecah dalam
persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan
berulang. Selaput ketubn pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang
menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh bukan karena luruh ketuban rapuh.
Terdapat keseimbangan
antara sintetis dan degradasi ekstrakuler matriks. Perubahan struktur jumlah
sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan
menyebabkan selaput ketuban pecah.selaaput ketuban sangat kuat pada kehamilan
muda trimester ke 3 selaput ketuban pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban
ada hubungannya dengan pembesaran uterus kontraksi rahim dan gerakan janin.
Pada trimester terakir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban.
Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis disebabkan oleh
adanya faktor-faktor eksternal misalnya infeksi yang menjalar dari vagina.
Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada polihidramnion inkompeten
serviks.
( Prawiharjo Sarwono. 2013. Buku Ajar Keperawatan
PATHWAYS
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling sering
terjadi pada ketuban pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom
distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Resiko infeksi
meningkat pada kejadian ketuban pecah dini. Semua ibu hamil dengan ketuban
pecah dini prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
korioamnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu kejadian prolaps
atau keluarnya tali pusat dapat terjadi pada ketuban pecah dini.
(
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan
Patologis )
Komplikasi
Potensial Ketuban Pecah Dini
1.
Resiko infeksi
2.
Prolabs tali
pusat
3.
Gangguan janin
(penurunan gerakan pernafasan, dan gangguan perkembangan struktur janin yang
disebabkan oleh sabuk amnion akibat penurunan cairan amnion; afiksia
janinakibat kompresi tali pusat yang disebabkan oleh penurunan cairan amnion).
( Green Carol J, Wilkinson Judith M. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal &
Bayi Baru Lahir )
F. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
-
pemeriksaan leukosit
darah
-
USG menentukan usia
kehamilan, indeks
cairan amnion berkurang
(
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan
Patologis )
G. FAKTOR
RESIKO UNTUK TERJADINYA KPD
1.
Berkurangnya asam
askorbik sebagai komponen kolagen
2.
Berkuranya tembaga dan
asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain
merokok.
( Fadlun, dkk.
2011. Asuhan Kebidanan Patologis )
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa I :
Resiko infeksi behubungan dengan ketuban
pecah dini
Tujuan : tidak terjadi
infeksi, tidak ada peningkatan suhu
tubuh (38 °C)
Intervensi
1. Pantau suhu ibu tiap jam
Rasional: peningkatan suhu dapat
mengindikasikan infeksi atau peningkatan metabolisme saat persalinan
2. Jika
ketuban telah pecah baik secara spontan atau disengaja, catat waktu, jumlah,
warna, dan bau cairan, serta hitung DJJ
Rasional:
Cairan berbau busuk adalah tanda infeksi, sedangkan cairan berwarna hijau
adalah pengeluaran mekonium akibat hipoksia janin yang mengidentifikasikan
infeksi intrauteri. DJJ adalah indikator mengetahui kesejahteraan atau gawat
janin
3. Observasi adanya nyeri atau
nyeri tekan abdomen.
Rasional: merupakan tanda infeksi intrauteri
4.
Pertahankan teknik aseptik (misalnya., untuk perawatan perinium,
kateterisasi,)
Rasional: mencegah masuknya patogen ke dalam vagina
5.
Batasi
pemeriksaan vagina
Rasional: pemeriksaan
vagina berisiko memasukkan patogen ke dalam vagina dan dapat menstimulasi
kontraksi uterus
Diangnosa
II :
Gangguan Rasa nyaman
(nyeri) berhubungan dengan adanya
kontraksi/His
Tujuan
: - rasa nyaman ibu terpenuhi
- ibu bisa beradaptasi
terhadap nyeri
1. Anjurkan klien untuk
beristirahat diantara kontraksi uterus
Rasional:
Menguurangi ketegangan otot yang dapat menimbulkan keletihan & keletihan
dapat meningkatkan persepsi nyeri
2. Pantau
tanda-tanda vital dan observasi tanda nyeri
Rasional:
manifestasi fisiologis nyeri adalah
peningkatan nadi, pernafasan, TD, & Otot tegang. Otot tegang dapat
menggangu kemajuan persalinan
3. Anjurkan
untuk berkemih setiap 1 hingga 2 jam & lakukan palpasi untuk distensi
kandung kemih. Kateterisasi jika diperlukan
Rasional:
Kandung
kemih yang penuh dapat meningkatkan ketidaknyamanan
4. Guanakan
sentuhan mis, genggam tangan ibu, gosok punggung ibu
Rasional:
Pengalaman
sensori mis usapan / gosokan dapat menjadi pengalih karena ibu berfokus pada
stimulus .
5. Anjurkan untuk sering mengubah posisi
Rasional:
Mencegah
kekakuan otot
Diagnosa III
:
Cemas
(ansietas) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses persalinan
Tujuan : - ibu mengerti tentang proses persalinan yg sedang dialami.
- ibu tidak mengeluh tentang proses persalinan
Intervensi
1. Beri penjelasan pada ibu tentang proses persalinan
Rasional:
ibu mengetahui keadaannya
2. Berikan
privasi selama pemeriksaan dan prosedur, berikan penutup, arik tirai dan tutup
pintu untuk meminimalkan pengeksposan tubuh.
Rasional:
Menunjukkan penghargaan pada ibu dan membina hubungan saling percaya
3. Yakinkan pada ibu bahwa dia akan mampu menyelesaikan
proses persalinan dengan baik
Rasional:
Hal tersebut merupakan sumber kenyamanan dan kekuatan yang meningkatkan koping
dan mengurangi ansietas
4. Beri penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
yang telah selesai dilakukan
Rasional:
Dapat memberikan ketenangan pada ibu dan membina hubungan saling percaya
( Green Carol J, Wilkinson Judith M. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal &
Bayi Baru Lahir )
II. TUJUAN
TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu
memahami konsep dasar Asuhan Keperawatan pada ibu Bersalin Kala 1 dengan Ketuban Pecah Dini.
TUJUAN KHUSUS
-
Mendefinisikan tentang
persalinan.
-
Menjelaskan sebab-sebab mulainya persalinan.
-
Menjelaskan
jenis-jenis persalinan.
-
Menjelaskan
tahap-tahap persalinan.
-
Menjelaskan
teori penyebab persalinan.
-
Menjelaskan faktor yang
mepengaruhi persalinan.
-
Menjelaskan
tanda-tanda dimulainya persalinan.
-
Mendefinisikan
tentang persalinan kala 1.
-
Menjelaskan perubahan
fisiologis persalinan kala 1.
-
Mendefinisikan
tentang ketuban pecah dini.
-
Menjelaskan
etiologi pada ketuban pecah dini.
-
Menjelaskan tanda gejala ketuban pecah dini.
-
Menjelaskan
Patofisiologi ketuban pecah dini.
-
Gambaran
pathways ketuban pecah dini.
-
Memahami
komplikasi pada ketuban pecah dini.
-
Memahami
pemeriksaan penunjang pada ketuban pecah dini.
-
Menjelaskan
faktor resiko terjadinya ketuban pecah dini.
-
Menjelaskan
diagnosa yang muncul pada ketuban pecah dini.
-
Menjelaskan
asuhan keperawatan pada ibu bersalin kala 1 dengan ketuban pecah dini.
ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN PADA NY. T UMUR 26 TH UMUR KEHAMILAN 40 MINGGU DENGAN KPD
Tanggal masuk :
9 September 2014 Jam: 01.00 WIB
Tanggal Pengkajian :
9 September 2014 Jam: 11.20 WIB
I.
Pengumpulan Data Dasar
A.
Biodata Ibu Suami
Nama :
Ny. T Tn.
P
Umur :
26 tahun 31
tahun
Pekerjaan :
IRT petani
Lama Perkawinan :
5 tahun 5
tahun
B.
Keluhan saat masuk RS
Pada
tanggal 8
September 2014 jam 22.00 WIB Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng serta
mengeluarkan cairan dari jalan lahir
& mengatakan takut menghadapi persalinan ini. Setelah itu ibu di bawa kerumah
RSUD dr. Soeroto Ngawi.
C.
Keluhan saat
di data
Ibu mengatakan nyeri saat timbul
his, rasa mulas-mulas, rasa sakit pada daerah pinggang.
D.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya
maupun keluarga suami tidak pernah mempunyai penyakit menular (PMS, TBC,
Hepatitis), menurun (DM, Asma, Hipertensi) dan menahun (Jantung, Ginjal, Paru).
E.
Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan tidak mempunyai keturunan kembar.
F.
Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Teratur/tidak : teratur
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 1 hari ganti pembalut 2-3 kali
Lama haid : 7 hari
G.
Riwayat kehamilan
Hamil yang pertama.
H. Riwayat hamil ini
H.P.H.T : 12 Desember 2013
H.P.L : 17 September 2014
Umur
Kehamilan : 40 Minggu
I.
Riwayat laktasi
Ibu mengatakan belum pernah menyusui
sebelumnya.
J.
Riwayat KB
Sebelum hamil
ibu tidak KB
karena ini adalah
anak pertama rencananya setelah
melahirkan menggunakan KB
suntik.
K.
Riwayat Kebiasaan sehari-hari
NO
|
POLA –
POLA
|
SEBELUM
MASUK RS.
|
SELAMA
DI RS.
|
1.
|
Pola Nutrisi
|
||
v Makan
|
3 x sehari (porsi sedang, nasi,
sayur, lauk, tempe, telur, pindang)
|
Belum makan apapun.
|
|
v Minum
|
+ 6 gelas / hari : air putih. Teh.
|
minum secukupnya
|
|
2.
|
Pola Eliminasi
|
||
v BAK
|
7-8 sehari warna kuning, bau khas amoniak.
|
1x saat di lakukan pengkajian
|
|
v BAB
|
2x sehari, warna kuning, lembek, bau khas.
|
Belum BAB
|
|
3.
|
Istirahat Tidur
|
||
v Tidur Malam
|
tidur siang 8 jam
|
Hanya
tidur 6 jam dan terkadang terbangun
|
|
v Tidur Siang
|
tidur malam 1 jam
|
Tidak bisa tidur
|
|
4.
|
Pola Personal Hygiene
|
Mandi 2x sehari, gosok gigi, ganti baju 2x sehari.
|
Hanya
di sibin oleh keluarganya
|
5.
|
Pola
Aktivitas
|
Pasien menjalankan pekerjaannya
sebagai ibu rumah tangga.
|
Klien hanya berbaring di tempat
tidur
|
I. Riwayat Psikosial
a. Pola Interaksi dan Komunikasi
Ibu merasa cemas dengan keadaan
kandungannya saat ini karena ini merupakan persalinan yang pertama.
b. Harapan suami dan
keluarga terhadap persalinan
Suami
dan keluarga mengharapkan persalinannya lancar.
c. Pola Nilai dan Kepercayaan spiritual
Klien,
Suami dan keluarga Selau berdoa agar persalinannya lancar dan ketika klien
sakit nyeri menyebut tuhannya.
d. Pola Pertahanan
Apabila
sakit klien pergi ke Bidan atau Puskesmas.
e.
Pengkajian Konsep Diri
Ideal diri : Klien adalah seorang wanita idealnya seorang
wanita memberikan anak.
Harga diri : Klien merasa bangga segera
mempuyai anak.
Identitas diri : Klien adalah seorang istri dan ibu
rumah tangga.
Peran diri :
Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.
L.
Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan Umun Klien
KU : baik Kesadaran : Compos Mentis
TTV
Ø TD
: 110/90 mmHg Suhu : 360C
Ø Nadi :
86x/menit RR : 22x/menit
Ø TB :
150 cm
Ø BB sekarang : 57 kg
Ø BB sblm hamil : 45 kg
Ø LILA :
25 cm
b.
Pemeriksaan Fisik Kepala
Rambut : bersih, Lurus, hitam.
Muka : muka tampak cemas, terdapat
cloasmagravidanum.
Mata : konjuntiva merah muda, Sclera Putih kanan/kiri
fungsi penglihatan baik.
Telinga : tanpa ada kotoran/serumaen, pendengaran baik.
Mulut/
gigi/ gusi : bersih, mukosa bibir lembab, bibir
merah muda, geraham sehat, gigi
utuh
c.
Pemeriksaan Leher : tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar
tyroid dan v jugularis
d.
Pemeriksaan Dada : ASI belum keluar, Aereola
mamae Ada hyperpigmentasi
e.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
pembesaran
sesuai usia kehamilan,
ada linea nigra dan linea alba, abdomen
tegang
Palpasi
TFU Mc Donald : 32 cm
Leopold I : Pada bagian fundus ibu teraba bulat,
lunak, tidak
melenting
(bokong)
Leopold II :
Pada sebelah kanan perut ibu teraba tahanan keras memanjang seperti papan (punggung).
Pada
sebelah kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).
Leopold
III : Pada bagian bawah perut ibu
terisi bulat, keras, melenting ( kepala).
Leopold
IV : Kepala sudah masuk PAP.
Auskultasi
Ø DJJ 120 x/menit
f. Pemeriksaan
genetalia dan anus :
a. Genetalia : bersih, tidak ada oedema atau varises, keluar ketuban (jenih).
b. Anus : bersih, tidak ada hemoroid.
g. Pemeriksaan
integumen : Warna kulit kuning langsat, kulit bersih,
turgor kulit baik,
keluar keringat dingin.
h. Pemeriksaan
ekstremitas :
a. Ektremitas
atas : kuku jari pendek, tangan kiri
terpasang infus.
b. Ektremitas
bawah : bersih, dan varises.
M.
Data Penunjang
TGl : 9 september 2014 Jam:
10.00 WIB
Hb : 12,6 gr %
USG : terlihat janin tunggal, IU
II.
ANALISA DATA
NO
|
DATA DASAR
|
MASALAH
|
PENYEBAB
|
1
|
DS :
v Ibu selalu menanyakan bagaimana keadaan
bayinya dan kapan lahir.
DO :
v ibu nampak putus asa.
Didapatkan TTV jam 11.00 WIB
ü TD : 120/80 mmHg
ü Suhu : 36,50C
ü Nadi : 88x/menit
ü RR : 22x/menit
|
Cemas
|
kurang
pengetahuan tentang KPD
|
2
|
DS :
v Ibu mengatakan nyeri perut
bagian bawah yang menjalar ke
pinggang
DO :
v Ibu nampak kesakitan saat timbul
his
v selalu memegangi perut ketika
timbul nyeri
TFU : 32 cm
Kontraksi :
2x/10menit Lama 20-40 detik, sedang
ü TD : 120/80 mmHg
ü Suhu : 36,50C
ü Nadi : 88x/menit
ü RR : 22x/menit
|
Adanya kontraksi uterus / his
|
Gangguan rasa nyaman
nyeri
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
I
Cemas (Ansietas) behubungan dengan kurang pengetahuan
tentang KPD
Tujuan : Ibu
dapat beradaptasi dengan keadaannya.
Kriteria : - Klien tampak tenang.
- Tanda-tanda
vital.
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 360C
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Intervensi
:
a.
Berikan penjelasan
kepada ibu tentang keadaan yang dialaminya
Rasional: Pengetahuan
ibu bertambah sehingga ibu dapat kooperatif terhudap tindakan petugas.
b.
Berikan
penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah selesai di lakukan.
Rasional:
dapat mengurangi rasa cemas.
c.
Berikan motivasi pada ibu.
Rasional: Ibu akan
lebih yakin dan pasti dalam menghadapi persalinan.
d.
Observasi
tanda-tanda vital.
Rasional:
Dengan tanda-tanda vital bisa mengetahui kondisi ibu.
e.
Anjurkan ibu untuk
berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Rasional: Dengan berdoa ibu akan lebih tenang dan memberikan kenyamanan
secara psikologis kepada ibu.
Diagnosa II
Gannguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kontraksi uterus /his.
Tujuan : Ibu
dapat beradaptasi dengan keadaannya.
Kriteria : Ibu
dapat melaksanakan teknik relaksasi dengan benar.
Intervensi :
a.
Jelaskan pada ibu
tentang penyebab nyeri dalam proses persalinan.
Rasional: Dengan
penjelasan, ibu dapat mengerti tentang keadaannya
b. Anjurkan pasien miring
kekiri.
Rasional: aktivitas bertahap untuk
mencegah terjadinya kontraktur.
c.
Ajarkan Ibu tentang
teknik relaksasi dengan tarik nafas panjang.
Rasional: mengurangi
rasa nyeri.
d.
Anjurkan gosokan pada punggung.
Rasional: Gosokkan
pada punggung dapat melancarkan sirkulasi darah.
e.
Observasi tetesan infus.
Rasional: Setiap
tetesan infuse mempengaruhi kontraksi uterus.
IMPLEMENTASI
Diagnosa I :
Cemas
(Ansietas)
berhubungan dengan kurang pengetahuan tengang KPD.
Tanggal 19 September 2014 jam 11.20 WIB
Implementasi
1.
Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaanya.
Respon: Klien mengerti dan
bisa lebih tenang dari sebelumnya.
2.
Menganjurkan ibu untuk
berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Respon: Klien mengerti dan
melakukan pada setiap nyeri dan lebih tenang.
3.
Mengobservasi TTV setiap 2 jam.
Respon: Didapatkan hasil:
-
Tanda-tanda vital jam 12.10 WIB
TD : 100/80 mmHg Nadi : 85 x/menit
Suhu : 360C RR
: 20x/menit
Diagnosa II :
Gannguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan
kontraksi uterus/his.
Tanggal 09 September 2014 jam 11.20 WIB
Implementasi
1.
Menjelaskan pada ibu
tentang penyebab nyeri dalam proses persalinan.
Respon: Ibu memahami dan ibu bisa beradaptasi dengan
nyeri.
2.
Menganjurkan gosokan pada punggung
untuk mengurangi rasa nyeri/memberikan rasa nyaman.
Respon/ Ibu kooperataif
dan juga di bantu oleh suaminya.
3. Mengobservasi
tetesan infuse setiap 15 menit.
Respon:
Hasil jam 11.30 WIB
16 tetes/menit
EVALUASI
Tanggal 09 September 2014 jam 11.30
S : Ibu mengatakan cemas agak berkurang setelah
mendapat informasi dari bidan.
O : - Ibu tampak tenang.
Tanda tanda vital
T
: 110/70 mmHg
N
: 80 x/mnt
S
: 36°C
R
: 18 x/menit
A : Cemas
teratasi
P : -
Mengobservasi TTV dan DJJ.
- Memantau keadaan ibu dan janin.
-
Memantau kemajuan persalinan.
-
Mengobservasi tetesan infus.
Tanggal 09 September 2014 jam 11.30
S
: - Ibu mengatakan perut terasa kenceng-kenceng.
- Pinggang
terasa nyeri.
O : - Ibu tampak meringis saat ada his.
- Ibu
tampak mebolak-balikkan badan.
- kontraksi : 2x/10menit Lama 20-40 detik, sedang.
-
DJJ
: (120 x/menit) teratur dan kuat.
A
: teratasi sebagian.
P : - Memberitahu hasil pemeriksaan.
- Mengobservasi
his, DJJ, vital sign tiap 4 jam.
- Mengobservasi
kemajuan persalinan
- Melakukan
massase ringan pada punggung.
- Menganjurkan
ibu, suami, serta keluarga untuk selalu berdoa.
KESIMPULAN
Persalinan
kala 1 ketuban pecah dini adalah suatu proses yang
dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi
progresif dan servik dimana
dimulai sejak his pembukaan sampai pembukaan lengkap yang ditandai dengan Ketuban pecah dini yang
keluarnya cairan dari jalan lahir/vagina sebelum proses persalinan, Sedangkan penyebab dari ketuban pecah dini
belum diketahui. Adapun tanda dan gejala dari ketuban pecah dini adalah kencang-kencang
(nyeri ringan dibagian bawah),
dapat disertai demam bila sudah ada infeksi, tampak air ketuban
mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering, berbau anyir, warna cairan putih agak keruh seperti
santan encer.
Dari asuhan keperawatan yang diberikan pada klien Ny. T maka penulis dapat mengambil
kesimpulan :
1. Pengkajian
Pengkajian pada Ny. T ditemukan data gangguan rasa nyaman
nyeri, cemas kurang
pengetahuan tentang ketuban pecah dini.
2. Diagnose keperawatan
Dari
hasil pengkajian pada Ny. S dapat dirumuskan 3 diagnosa keperawatan, dimana 2 diagnosa sesuai dengan teoritis
yaitu gangguan rasa nyaman nyeri, cemas (ansietas) sedangkan 1 diagnosa tidak ditemukan pada pasien yaitu
resiko infeksi.
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan telah disusun
masalah menurut prioritas sesuai dengan data kondisi klien dengan berpedoman
kepada kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dan tingkat kepentingan.
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan pada
klien Ny. T
sesuai dengan rencana yang telah disusun dan dilakukan oleh penulis sendiri, bidan ruangan dan keluarga klien.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 2 hari, ada beberapa masalah teratasi sesuai dengan tujuan, kriteria hasil seperti masalah nyeri,
gangguan psikologi cemas.
DAFTAR PUSTAKA
Green
Carol J, Wilkinson Judith M. 2002. Rencana
Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
Prawiharjo
Sarwono. 2013. Buku Ajar Keperawatan. Jakarta:
Bina Pustaka
Sukarni
Iscemi K. 2013. Buku Ajar Keperawatan. Yogyakarta:
Salemba Medika
Fadlun,
dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis.
Jakarta: Salemba Medika
Rohani,
dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Masa
Persalinan. Jakarta: Salemba Medika